6 Jul 2015

SEMUA TENTANG AKU,ABAH DAN KITA

Mungkin dari sudut pandang semua anak tidak ingin merasakan orang tua nya terpisah karena kematian, tapi itulah yang harus aku alami, walaupun mimpi ku, orang tua harus tetap utuh sampai abah & mama merasakan mempunyai mantu dan menikmati hari tua nya dengan menimang cucu cucu nya. Tapi takdir berkata lain, empat tahun yang lalu abah telah pergi mendahului kami.
Aku rindu momen momen kebersamaan dengan Abah.apalagi di bulan Ramadhan dimana kami selalu sholat fardu dan Shalat tarawih berjamaah di Rumah namun sesekali beliau juga mengimami sholat tarawih di mushola dekat rumah.
Saat ini kebersamaan bersama abah lah yang selalu ku rindukan.
Ku pastikan dulu aku memang jarang bertemu Abah di banding Mama, karena Abah bekerja di luar Rumah dan Abah pulang setelah kami sama sama letih untuk berbicara satu sama lain nya. Tapi aku percaya mungkin Mama yang lebih sering menelpon ku untuk menayakan keadaan ku setiap hari, tetapi aku tau Abah lah yang Mengingatkan Mama untuk Menayakan keadaan ku.
Semasa kecil Mama lah yang lebih sering menggendong ku, tapi aku tau ketika Abah pulang Bekerja dengan wajah yang letih, Abah lah yang menayakan kepada Mama apa saja yang ku peebuat seharian. Walau beliau tidak menayakan langsung karena saking letihnya seharian Mencari Nafkah dan melihatku dalam tidur lelap ku, ku tau Abah Selalu Menarikan selimut Sambil Membacakan Doa dan Di tiupkan ke kepala ku.
Saat Aku Demam Abah Membentak ku, "sudah Abah Bilang jangan Mandi Hujan".
Lalu aku merengut menjauhi Abah dan Menagis di hadapan Mama, tapi Aku tau Abah lah yang paling risau dengan Keadaan ku,beliau lah yang paling sibuk mencarikan Obat untuk ku.
Saat Aku beranjak Remaja aku meminta Keluar Malam Abah dengan tegas menjawab Tidak Boleh, Sadar Abah ku cuma ingin menjagaku karena beliau lebih tau apa yang ada di luar sana. Karena Bagi Abah aku adalah Sesuatu yang sangat berharga.
Saat aku mulai di percaya oleh nya, Abah pun Melonggarkan peraturan nya, maka kadang Aku yang melonggarkan Kepercayaan nya, Abah lah yang Setia menunggu ku di kursi ruang tamu dengan rasa yang sangat risau bahkan menyuruh Mama untuk Menanyakan ke Teman teman ku di mana aku dan sedang apa di luar.
Setelah Dewasa aku tau Walaupun Mama yang Mengantar ku waktu pertama masuk sekolah, tapi Abah lah yang Menyuruh Menemani ku ke sekolah. Abah berkata ke Mama "Ma temanilah anak kita ke sekolah, aku akan pergi mencari nafkah untuk kita bersama".
Di saat aku merengek ini itu untuk keperluan Sekolah ku, Abah cuma mengeriutkan Dahi tanpa menolak, beliau memenuhi nya sambil berpikir kemana aku mencari uang tambahan padahal penghasilan ku pas-pasan, dan sudah tak ada lagi tempat untuk meminjam.
Saat aku Bekerja Abah lah Orang yang pertama berdiri dan Bertepuk tangan dan mengabari sanak famili anak ku sekarang Sudah Mandiri bisa mencari uang sendiri.
Dalam Sujud nya Abah juga tidak kalah dengan Doa ibu, cuma beda nya Abah Simpan Doa itu di dalam Hati nya.
Sampai ketika beberapa bulan sebelum Beliau meninggal abah Berkata seandai nya abah sudah tiada dan kamu menemukan jodoh yang terbaik bawalah ke makam abah nanti, karena Abah ingin melihat Putra Putri ku yang Manis bahagia dengan pasangan nya.
Ku Akhiri tulisan ku ini Dengan Sebuah bait Lagu.
Untuk ayah tercinta aku ingin bernyanyi
Dengan air mata di pipiku
Ayah dengarkan lah aku ingin berjumpa walau hanya dalam Mimpi.

How I'd  Love Love Love. To dance with my father and my Mom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar