13 Jul 2015

PADAMU MASA DEPAN KU

Ini hariku yang kedua-delapan.
Namun tetap pernikahan yang
menjadi topik utama.
Semua orang sibuk bertanya,
Dan aku tetap sibuk mereka-
reka segala kata.
Bila empat tahun yang lalu, aku merasa pilu Karena Abah pergi lebih
dulu.
Tahun ini aku menahan kelu,
Pada waktu yang belum mempertemukan kau dan aku.
Aku bertanya pada hujan,
Bagaimana caranya kita
bertemu?
Namun hujan hanya
mengatakan ‘perjalanan,’
Yang akan membuat kau dan aku menjadi satu.
Aku bertanya pada terik surya,
Bagaimana caranya kita
bersama?
Namun terik surya hanya
meminta ‘doa,’ Karena Dia selalu mendengar segala pinta. Kau dan aku akan menjadi kita, Pada waktu indah yang ditetapkanNya.
Kau dan aku akan selalu
bersama, Dengan cara indah yang
ditakdirkanNya.
Aku tak meragu karena
janjiNya selalu nyata.
Aku hanya tak tahu cara
memberi penjelasan. Pada mereka yang selalu sibuk
bertanya, Tanpa menyadari upayaku
dalam penantian. Bila akhirnya kita bertemu,
Aku tak menginginkan kau
menjadi jawaban.
Cukuplah kau selalu ada
untukku,
Menjadi sejatinya perjalanan dan bukan lagi kenangan. Bila akhirnya kita bersama,
Kau adalah sebenar-benarnya
penjelasan.
Dari semua doa yang selalu
aku upayakan,
Karena Dia lah kita berdua dapat bersama.
Jangan menjadi jawaban atas
segala pertanyaan.
Namun berjanjilah menjadi
masa depanku.
Jangan menjadi pernyataan
dari segala perumpamaan.
Namun upayakanlah kita
selalu kau dan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar