8 Mar 2015

PERAN SEORANG DOKTER TIM

Dalam Dunia Olahraga khususnya sepakbola dengan segala hiruk pikuknya banyak menghadirkan cerita, cerita suka berupa kemenangan dan raihan trophy. Serta cerita duka berupa kekalahan, cidera pemain serta berbagai cerita didalamnya baik dari supporter, perangkat pertandingan hingga official klub.

Peran official klub seperti Dokter klub memang tidak dapat terbantahkan, dengan intensitas permainan sepakbola yang tinggi tak jarang banyak menimbulan cidera dilapangan ketika bermain yang membutuhkan penanganan segera dan disitulah peran Dokter sebuah klub bola diperlukan.

Banyak cerita heroik tentang dokter sebuah klub, utamanya kala menangani para pemain yang tahu-tahu saja kolaps dilapangan, kalau orang awam bilang terkena serangan jantung atau aritmia. Salah satunya adalah kisah kolaps pemain Bolton Wonderens, Fabrice Muamba yang sempat jatuh dilapangan hingga tak sadarkan diri karena jantungnya berhenti berdetak selama 78 menit.
Adalah Dokter klub Bolton Wonderens Dr. Shabaaz Mughal yang ketika kejadian langsung lari ketengah lapangan dan memberikan pertolongan resusitasi yang akhirnya mampu menyelamatkan Fabrice Muamba (pemain Bolton Wonderens), yang tentu juga berkat kuasa Allah SWT.

Ternyata aksi penyelamatannya tersebut tak luput dari berbagai pihak, salah satunya adalah dari Baljit Rihal pendiri Asia Football Award yang memasukkan sang dokter dalam nominasi peraih penghargaan prestisius di Asian Football Award.

“Peran Dr. Mughal dalam kasus Fabrice Muamba sangat penting dan berhasil menyelamatkan hidupnya. Dia adalah contoh hebat dari professional yang bekerja tanpa lelah di Balik Hiruk pikuk klub sepakbola.

Di Tim Martapura FC juga ada dokter tim yang ikhlas mendedikasikan dirinya untuk klub, dia adalah Dokter Gusti Rifansyah
Sosok dokter Gusti Rifansyah (42) tak hanya dikenal oleh kebanyakan warga Kota Martapura. Dia juga tak asing bagi pemain Martapura FC (MFC). Soalnya dialah yang menangani masalah kesehatan di tim berjuluk Laskar Sulthan Adam tersebut.
Lelaki asli Martapura ini yang juga di kenal dekat dengan kalangan Suporter Martapura FC(Monster) sudah membantu tim asuhan pelatih Frans Sinatra Huwae, Abunawas dan Taufik itu sejak kompetisi Divisi I Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) 2013.
Keinginan kuat ikut mendukung kemajuan sepak bola Banua, khususnya di Kabupaten Banjar, menjadi alasan utama dokter Ifan membantu MFC. "Saya terpanggil untuk ikut membantu tim dari Banua kita sendiri," ujar dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura ini.
Selain itu, dia melihat MFC belum memiliki tim dokter kesehatan olahraga (TKO). Tanpa menunggu, dokter spesialis jantung  alumnus Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulut tersebut, bergabung MFC. "Memang idealnya yang menangani adalah dokter kesehatan olahraga. Tapi tak ada rotan, akar pun jadi," ujarnya sambil tertawa.
Yang mengesankan, dokter Ifan tidak berharap materi dari tim ini. Dia membantu tim yang menjadi kebanggaannya itu secara ikhlas.
Faktanya ketika MFC melakoni babak delapan besar Divisi I BLAI, September 2013 lalu. Semua biaya ke Jakarta dan selama berada di sana, ditanggungnya sendiri.
"Sebenarnya saya ditawari manajemen untuk beli tiket dan lain-lain. Tapi saya tolak, karena tidak ingin menggembosi tim. Apalagi tim ini baru dan masih memiliki banyak keperluan," tutur dokter Ifan.
Di kutip dari http://banjarmasin.tribunnews.com/2014/01/25/rela-tanpa-honor-tangani-mfc

Peran kalian memang tidak tampak langsung dilapangan hijau, tetapi ketika terjadi permasalahan dengan pemain yang terkait kesehatan mereka maka peran kalian dalam melakukan diagnose dan tindak pencegahan merupakan sesuatu yang tidak bisa dianggap enteng.

KEEP SUPPORT YOUR TEAM