25 Nov 2014

SURAT UNTUK PUNGGAWA MARTAPURA FC KU

Untuk punggawa MFC ku
Yang tercinta
Di Sidoarjo

Punggawa MFC apa kabar? bagaimana keadannya di
Sidoarjo sana? oh iya disini sedang panas
sekali , suhu udara di martapura siang hari
bisa mencapai 34 derajat loh, untunglah hari
ini aku bisa menemukan tempat makan enak
serta suhu ruangan yang bisa di atur hingga 20 derajat.

Di tempat nonbar tadi malam aku tak sendirian loh, didepan ku ada dua orang yang
kompak menggunakan kaos Suporter MFC,laki-laki
dan perempuan, mungkin mereka sepasang
kekasih yang tengah jatuh cinta, mereka
kompak dalam segala hal, arah matanya pun
sama-sama bisa ditebak, mereka menatap
dengan wajah serius serta mereka sama-sama
teriak "yah', mungkin gregetan karena melihat
alur bola yang di arahkan ke gawang masih
melebar ke sisi sebelah gawang, kurang beruntung kamu.

Aku tahu, kalian pasti tegang sekali yah..
sama seperti saat pertandingan
kalian, mungkin jika diibaratkan rasanya sama
dengan aku mendekati seorang gadis,
ada rasa deg-deg-an, ada rasa gugup, ada rasa linglung, semua campur aduk jadi satu,
hasilnya pun ketebak, aku jadi terlihat
bodoh di depan dia entahlah dia menjadi ilfil
atau justru mentertawakan ku dalam hati,
entahlah hanya dia dan tuhan yang tahu.
Waktu menunjukan pukul 21.00 keadaan masih tertinggal 1 - 0, jujur sepanjang waktu
tak sekejap pun aku memalingkan wajah
selain ke arah televisi di sudut ruangan ini, es Coffe yang di pesan sama sekali belum tersentuh,
sepertinya rasa lapar dan dahaga ini hilang
seketika, padahal diluar tadi panas sekali loh
ditambah perut yang keroncongan. Anomali
sekali yah.?
Babak pertama usai, duh leganya hampir tak
sadar ternyata sudah 45 menit lamanya
terbawa perasaan naik turun, tegang dan penuh emosional, melihat banyak peluang
tersia-siakan oleh kalian, meski begitu
permainan kalian lebih bagus loh ketimbang tim lawan.

Babak kedua dimulai, suasana yang tadinya
riuh mendadak sepi loh, semua pasang
mata di tempat itu fokus kelayar, salah
satu orang yang berpakaian seragam khas di
tempat ini, oh ternyata dia
mengencangkan volume, mungkin itu request
salah seorang pelanggan mungkin, entahlah.
Tau gak DIVbabak kedua permainan kalian
amat memukau loh, beberapa kali pemain persiwa kalian buat lantang luntung gak karuan,
nyaris aja salah satu peluang bisa gol yah,
nyaris saja.
Tapi, gol penyama yang di tunggu tunggu tak kunjung datang.
Maaf yah kalian, kali ini pun akhirnya gagal juga
yah, mungkin kami kurang sungguh-sungguh
dalam berdoa sehingga kalian akhirnya kembali
harus menelan pil pahit dan harus mengubur
impian tampil di ISL.
Maaf yah, mungkin ekpestasi kami terlalu
tinggi, kami terlalu mengedepankan ego kami dengan membebankan kalian berprestasi
lebih, kami lupa, kalian kalian ini masihlah tetap
seorang punggawa MFC ku, kami minta maaf karena kami
mengajarkan kalian dunia yang seharusnya kalian
belum inginkan atau butuhkan.
kami terlalu banyak melakukan intervensi untuk tampil lebih bagus
menjadi media darling, dieluh eluhkan oleh
banyak orang, mungkin membuat kalian merasa
cepat puas atau mungkin terbebani dan
akhirnya melupakan tujuan kalian yakni bermain
sepak bola dengan riang gembira dan tanpa
beban.

Pulanglah punggawa ku, pulang dengan kepala tegak,
kekalahan ini bukan akhir segalanya, kami
akan belajar banyak hal, mungkin kami akan terus mengawal & mendampingi kalian sampai akhir.

SALAM SADINGSANAKAN LASKAR DARI KOTA INTAN

24 Nov 2014

TETAP STRONG MARTAPURA FC KU

Dalam Perjuangan ada dua pilihan hasil yang
akan dicapai BERHASIL atau GAGAL, itu
bagaikan dua sisi kepingan mata uang yang
akan saling mengikuti. BERHASIL atau TIDAK tim Martapura FC mengemban target lolos
ke final Divisi Utama sebagai syarat
lolos ke ISL 2015.

Sebagaimana yang dikonfirmasikan coach Frans Sinatra Huwae jelang keberangkatan ke
Sidoarjo bahwa tugas pelatih sudah 90 persen dan sisanya akan ditentukan pemain di lapangan tentu nya dan di barengi dengan Doa Dan Dukungan masyarakat.

Lalu setelah berjuang di lapangan dan akhirnya kalah secara tragis justru tinggal selangkah lagi untuk menapakkan kaki di ISL.
jika usaha maksimal yang telah dilakukan
ternyata Tim Martapura FC gagal memenuhi target
yang ditentukan Menejemen. Saya sebagai suporter berharap prestasi Martapura FC
lolos ke Semifinal Divisi Utama 2014 tetap bisa menjadi
momentum kebangkitan persepakbolaan Banua.
"Filosofi dan persepsi tentang pembinaan usia
muda harus sama. Jangan juga nanti gagal ke ISL, kita setop pembinaan sepakbola
usia muda,"
"Jangan ini kita tembus Semifinal Divisi Utama setelah
menunggu 5 tahun, lalu menunggu 40 tahun untuk masuk Semifinal lagi. Seharusnya setelah ini,
tim Martapura FC juara Divisi Utama, lalu lolos ke ISL.
semua stake holder tidak terpaku hanya pada
raihan Dan kegagalan tahun ini semata, tetapi perlu bagaimana adanya kesinambungan dari
prestasi Tim Martapura FC kedepannya.

Yach walaupun tim Martapura FC gagal lolos ke ISL itu bukan akhir
segalanya, apa yang sudah diperlihatkan coach Frans Sinatra Huwae dan tim pelatih dalam
memadukan pemain Asli Banua dan
pemain berpengalaman membuktikan bahwa
Martapura(Banua) tidak kering akan bibit pemain muda.
Tinggal bagaimana Menejemen,Para Stakholder Di PT.Karya Laskar Sultan Adam siapapun
pengurusnya mau istiqamah dan konsisten
dalam menerapkan sistem pembinaan pemain
yang terarah dan terukur, karena memang
tidak ada yang instan dalam sepakbola.
Jerman memang tidak hebat dilevel yunior (U-16, U-17, U-19) tetapi Joachim Loew mampu memaksimalkan jebolan timnas dilevel
yunior untuk membuat Jerman menjadi juara
Piala Dunia 2014. Atau Korea Selatan yang
begitu dominan dilevel U-19 dan berefek pada
konsisten dilevel Timnas Senior dalam meraih prestasi.
Dari pandangan Saya Pribadi jelas
bahwa dengan banyaknya pemain berbakat diBanua ini tidaklah sulit untuk menemukan
Intan dan Permata yang akan menjadi sumber
kekuatan Tim Martapura FC dimasa depan yang tentunya
harus dimaintanance lewat sistem pembinaan
yang tearah dan terukur, disitulah tugas Menejemen - PT.Karya Laskar Sultan Adam dalam merumuskan dan istiqamah untuk
menjalankannya karena bisa jadi prestasi akan
dinikmati oleh pengurus berikutnya.
"Apa yang Dilakukan Coach Frans pada awalnya hampir sama dengan pelatih di dunia, dimana mencari
bibit-bibit pemain. Namun harus ada sesuatu yang mencolok dan bisa menjadi nilai plus untuk dibanggakan.
"Tim Martapura FC terbentuk bukan di tengah gemah ripah lohjinawi negri ini tapi di bentuk dengan semangat untuk memajukan persepakbolaan banua.
Tim ini harus bertahan
dengan fokus bermain dan berlatih. Mencari
pemain secara blusukan dan dibantu pelatih dan tim yang handal di bidangnya,"
Menurut saya, mencari pemain dengan skill
'tukang tendang bola' tidaklah sulit di zaman
sekarang. Karena semua pemain yang pernah
memainkan sepakbola bisa 'menendang bola'.
apakah pemain yang
bersangkutan bisa bermain benar-benar
profesional.
"Kedua, yang menguatkan dan membuat kita
seperti ini adalah tekad kuat agar sepakbola
bisa mempersatu bangsa. Satu yang masih
belum bisa dilakukan sepakbola kita, membina
sepakbola usia muda secara berkelanjutan,"
Semua harus memiliki tekad yang yang kuat
agar sepakbola Banua mampu berprestasi
dan mempersatukan bangsa lewat
PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA MUDA YANG
BERKELANJUTAN, Sanggup MENEJEMEN MARTAPURA FC & PT KARYA LASKAR SULTAN ADAM ?
Salam sepakbola Banua.
Martapura ku Dampingi Hingga Akhir

3 Nov 2014

MIMPI UNTUK MENJADI PESEPAKBOLA PROFESIONAL

Salah satu pertanyaan standar orang
dewasa ketika bertemu anak-anak adalah, "Kalau
sudah besar mau jadi apa?" Atau, "Cita-citanya
mau jadi apa?" Anak kecil biasanya akan
menjawab dengan jawaban standar seperti,
insinyur, dokter, atau astronot.
Namun di antara anak kecil yang menjawab
pertanyaan standar dengan jawaban standar,
biasanya juga terselip seorang anak yang
menjawab dengan jawaban nyeleneh. Salah satu
jawaban nyeleneh yang biasa keluar dari mulut
anak kecil di Indonesia adalah pemain sepakbola.
Saya salah satu anak nyeleneh yang terselip di
antara anak-anak dengan jawaban standar
tersebut. Dan saya yakin, saya bukan satu-
satunya anak nyeleneh. Tentu ada banyak anak-
anak lain yang bercita-cita menjadi pemain
sepakbola ketika kecil seperti saya.
Ketika saya menjawab seperti itu, sebagian
orang dewasa akan tertawa layaknya melihat
anak kecil yang sedang bertingkah lucu.
Sebagian lainnya akan terang-terangan
menyanggah dengan mengatakan, "Pemain
sepakbola mah bukan cita-cita, kalau cita-cita itu
harus lebih tinggi."
Saya tidak terlalu ambil pusing soal tanggapan
tersebut. Ketika itu saya tidak pernah mengerti
kenapa saya tidak bisa menjadikan sepakbola
sebagai cita-cita. Namun hal tersebut juga tidak
membuat saya mengubah jawaban saya ketika
ditanya pertanyaan yang sama di lain waktu.
Saya akhirnya mulai mengerti dan mencari
alternatif jawaban lain ketika kenyataan mulai
memberi tahu saya banyak hal. Ada banyak hal
yang harus saya korbankan jika saya benar-benar
ingin menjadi pemain sepakbola. Saya harus
memilih antara sekolah atau sepakbola. Banyak
berlatih sepakbola akan membuat sekolah saya
terpinggirkan dan tentu saja saya tidak
mendapatkan pendidikan yang cukup.
Dari sini akan muncul satu risiko yang sangat
besar menanti saya jika saya memilih jalan hidup
sepakbola. Dengan bekal pendidikan yang tidak
cukup, apa jadinya saya jika ternyata nanti saya
gagal menjadi pemain sepakbola. Maka ada satu
pertaruhan hidup yang harus saya terima ketika
saya masuk ke dunia sepakbola.
Orang tua mana pun pasti tidak akan rela
membiarkan anaknya harus menghadapai hal itu
di usia yang sangat muda. Maka bukan hal yang
aneh ketika banyak orang tua yang tidak
mengizinkan anaknya untuk menjadi pemain
sepakbola.
Hingga memasuki masa remaja, tidak selangkah
pun saya menuju cita-cita saya tersebut.
Kenyataan akhirnya memaksa saya untuk
mengatakan bahwa saya tidak bisa lagi mengejar
cita-cita saya.
Saya tidak pernah masuk ke sekolah sepakbola.
Pelatihan sepakbola yang saya dapat di sekolah
pun hanya seadanya. Maka kemampuan saya
bermain sepakbola pun hanya segitu-segitu saja
hingga sekarang. Sama sekali tidak cukup untuk
bisa menjadi pemain profesional.

Kesal, tentu saja saya merasa kesal menghadapi
kenyataan ini. Bukan soal berhasil atau gagalnya
saya menjadi pemain sepakbola. Toh , belum
tentu juga saya memiliki bakat yang cukup hebat
untuk menjadi pemain sepakbola. Hanya saja
saya merasa kesal karena saya belum
mencobanya. Saya gagal tanpa sekalipun
mencoba. Kalau saya gagal setelah mencoba
mungkin saya tidak akan merasa kesal seperti
ini.
Lagi-lagi saya yakin saya bukan satu-satunya
anak yang memiliki pengalaman seperti ini.
Banyak anak-anak lain yang juga mengalami
pengalaman serupa. Banyak hal yang
menyebabkan hal tersebut terjadi. Namun saya
tidak mau membicarakan penyebab-penyebab
tersebut di sini. Saya hendak membicarakan
Jepang.
Di Jepang, sepakbola merupakan salah satu
olahraga populer. Sama seperti di Indonesia,
banyak anak-anak di Jepang yang juga bercita-
cita menjadi pemain sepakbola. Hanya saja
bedanya, anak-anak di Jepang berada di negara
yang memiliki sistem yang baik untuk
memuluskan jalan setiap anak-anak menuju cita-
cita mereka.
Sama seperti di Indonesia, juga banyak anak-
anak di Jepang yang akhirnya gagal menjadi
pemain sepakbola. Mereka akhirnya harus beralih
profesi yang lebih sesuai dengan kemampuan
mereka. Hanya saja mereka sudah mendapatkan
kesempatan untuk mencoba. Sehingga gagal pun
tidak menghadirkan penyesalan yang besar bagi
mereka.
Juga sama dengan anak-anak Indonesia, tentu
ada pengorbanan besar juga yang harus
dilakukan anak-anak di Jepang jika ingin menjadi
pemain sepakbola. Hanya saja pengorbanan ini
tidak sampai membuat mereka harus
mengorbankan pendidikan dan mempertaruhkan
hidup mereka.
Mereka hanya perlu mengurangi waktu bermain
mereka di waktu kecil. Waktu sepulang sekolah
yang bisa mereka gunakan untuk bermain
bersama teman diubah menjadi waktu latihan di
lapangan sepakbola.
Anak-anak di Jepang juga menjalani jenjang
pendidikan yang tidak jauh berbeda dengan
Indonesia. 6 tahun di fase sekolah dasar, 3 tahun
di sekolah menengah, dan tiga fase di sekolah
menengah atas. Mereka tetap bisa menjalani
setiap fase pendidikan ini sambil mengejar mimpi
mereka menjadi pemain sepakbola.
Pada fase sekolah dasar, rata-rata sekolah dasar
di Jepang akan selesai jam belajar antara pukul
14.00-15.00. Setelah waktu ini, anak-anak akan
memiliki kesempatan untuk mengisi waktu
dengan kegiatan yang mereka mau.
Jika mereka memilih sepakbola, ada dua cara
bagi mereka untuk menjalaninya. Mereka bisa
bergabung dengan salah satu klub J-League atau
mereka juga bisa bergabung dengan klub
sepakbola yang dibentuk di sekolah masing-masing.
Setiap klub sepakbola profesional di Jepang
memiliki klub usia muda yang dibagi menjadi 3
kelompok. Ketiga kelompok ini disebut Junior
(U12), Junior youth (U15), dan Youth (U18).
Maka anak-anak sekolah dasar akan masuk ke
kelompok Junior jika mereka ingin berlatih di klub
sepakbola Jepang.
Ada keuntungan dan kerugian dari kedua pilihan
ini. Memilih berlatih di klub J-League akan
membutuhkan biaya yang lebih besar. Selain
harus membayar iuran, mereka juga
membutuhkan biaya transportasi dari sekolah
menuju tempat latihan. Keuntungannya mereka
akan dilatih oleh pelatih yang lebih berkualitas,
dengan fasilitas yang lebih lengkap dari yang
mereka dapat di sekolah.
Meski tidak sebaik jika bergabung dengan salah
satu klub profesional, berlatih bersama klub
sekolah juga bukan pilihan yang buruk. Mereka
tetap akan mendapatkan porsi latihan yang tidak
jauh berbeda. Tenaga pelatih memang tidak
semewah di klub namun setidaknya para pelatih
di sekolah juga memiliki ilmu-ilmu dasar melatih.
Mereka juga tetap bisa berkompetisi antar
sekolah. (catatan: anak yang sudah bergabung di
klub J-League tidak boleh mengikuti kompetisi
sekolah).
Rata-rata klub Junior J-League memiliki jadwal
latihan 2 kali seminggu serta hari pertandingan di
sabtu dan minggu. Jika saya ambil contoh salah
satu klub, Kashiwa Reysol, mereka menggelar
latihan untuk kelompok junior setiap hari senin
dan rabu pukul 17.30. Anak-anak sekolah dasar
memang belum dibebankan untuk memilih salah
satu kegiatan. Mereka akan cenderung diberikan
kebebasan untuk mencoba banyak hal hingga
menemukan satu yang paling disuka. Karena itu,
latihan dua kali satu minggu dirasa cukup agar
anak-anak dapat menggunakan waktu di hari lain
untuk kegiatan lainnya.
Tidak berbeda dengan latihan di klub profesional,
latihan yang dilakukan oleh klub sekolah pun
tidak jauh berbeda. Rata-rata klub sekolah dasar
juga melakukan latihan dua kali satu minggu.
Latihan mungkin bisa dilakukan sejak pukul
16.00, karena setiap anak tidak membutuhkan
waktu lama untuk berpindah dari sekolah ke
tempat latihan.
Memasuki fase sekolah menengah, rata-rata
sekolah akan berakhir kegiatan belajarnya pada
pukul 15.00-16.00. Pada fase ini anak-anak
sudah harus mulai serius menjalani kegiatannya.
Jika memang serius ingin bermain sepakbola,
maka mereka harus meluang lebih banyak waktu
dan tenaga ketimbang saat di sekolah dasar.
Rata-rata anak-anak akan menghabiskan 3 hari
untuk latihan serta akhir pekan untuk hari
pertandingan. Karena waktu kegiatan sekolah
yang berakhir lebih sore, maka latihan pun harus
dimulai lebih larut. Akademi Kashiwa Reysol baru
memulai latihan untuk kelompok Junior Youth
mereka pada pukul 19.30 malam.
Sama seperti saat sekolah dasar, mereka juga
memiliki kesempatan untuk memilih bergabung
dengan klub profesional atau bermain di klub
sekolah. Klub sepakbola di sekolah juga
memberikan porsi latihan yang serupa. Setiap
sekolah juga mengikuti kompetisi yang biasanya
dilaksanakan pada hari sabtu atau minggu.
Fase sekolah menengah atas memaksa mereka
untuk semakin serius menggeluti bidang masing-
masing. Jika mereka memilih sepakbola, maka
mereka harus menjalaninya dengan serius.
Mereka akan benar-benar menghabiskan waktu
yang mereka miliki untuk berlatih sepakbola, dan
harus mengorbankan banyak waktu untuk
bersenang-senang.
Waktu sepulang sekolah akan total dihabiskan
untuk berlatih sepakbola. Klub profesional di
Jepang menggelar latihan untuk kelompok youth
setiap hari setelah anak-anak pulang dari
sekolah. Serta hari Sabtu dan Minggu akan
digunakan untuk waktu pertandingan.
Klub sepakbola di sekolah juga melakukan hal
yang serupa. Seluruh klub sepakbola di sekolah
melakukan latihan 5 kali dalam seminggu. Hari
sabtu dan minggu juga dilakukan klub-klub
sepakbola di sekolah untuk menggelar
pertandingan. Dengan begitu, anak-anak yang
berlatih di klub sekolah juga akan mendapatkan
porsi yang sama dengan yang berlatih di klub
profesional.
Setelah fase sekolah menengah, mereka baru
benar-benar dihadapkan untuk memilih jalan
hidup mereka. Mereka bisa langsung memilih
berprofesi sebagai pemain sepakbola profesional.
Namun mereka juga bisa sedikit menunda karir
profesional mereka dengan menjalani kuliah di
universitas terlebih dahulu.
Selama di universitas mereka tetap bisa
bergabung dengan klub sepakbola di universitas
sehingga kemampuan bermain mereka tetap bisa
terasah. Mereka kemudian bisa memulai karier
profesional setelah menyelesaikan kuliah
mereka.
Pada intinya, ada banyak pilihan jalan bagi anak-
anak di Jepang untuk menjadi pemain sepakbola.
Bergabung dengan akademi klub profesional
bukan menjadi satu-satunya jalan. Memang
sebagian besar pemain sepakbola Jepang adalah
anak-anak yang telah bergabung di akademi klub
profesional sejak kecil. Namun ada juga
beberapa yang memilih klub sekolah untuk
berlatih di masa kecil.
Shunsuke Nakamura menjadi contoh pemain
yang berkembang dengan bergabung bersama
klub sekolah. Pemain yang terkenal dengan
kemampuan tendangan bebasnya ini memang
bergabung ke salah satu akademi klub sepakbola
saat sekolah dasar. Namun dia memilih untuk
berlatih di klub sekolah saat memasuki sekolah
menengah.
Prestasinya yang gemilang pada kejuaraan
sepakbola antar sekolah membuatnya
mendapatkan kontrak profesional dari Yokohama
Marinos setelah lulus sekolah. Nakamura pun
memulai karir profesionalnya setelah itu.
Yuto Nagatomo memiliki kisah lain. Pemain Inter
Milan ini baru menjalani karir profesionalnya
pada umur 21 tahun. Sama seperti Nakamura, dia
memilih untuk berlatih di klub sekolahnya saat
sekolah menengah. Higashi Fukuoka High School
menjadi tempatnya menjalani latihan di usia
muda.
Setelah lulus sekolah pun Nagatomo masih
melanjutkan pendidikan. Dia lanjut kuliah di Meiji
University. Nagatomo baru memulai karir
profesionalnya setelah lulus dari Meiji University
dan mendapatkan kontrak dari Tokyo F.C.
Pertanyaan yang muncul setelah ini adalah,
bisakah Indonesia untuk meniru apa yang
dilakukan oleh Jepang?
Saya hanya ingin menjawab pertanyaan ini
dengan beberapa pertanyaan lainnya. Bukankah
anak sekolah di Indonesia juga selesai belajar
pada pukul 14.00-16.00? Bukankah hampir semua
sekolah di Indonesia juga memiliki klub
sepakbola? Memang tidak ada klub profesional
yang memiliki akademi, tapi bukankah ada
banyak sekolah sepakbola di Indonesia?
Jadi bisa atau tidak? Silakan dijawab sendiri.

28 Okt 2014

ROMANTISME DI ATAS TRIBUNE STADION

Pertandingan terakhir babak 8 Besar Divisi Utama antara Martapura FC Vs PSCS Cilacap merupakan sebuah klimaks dimana stadion mulai terlihat penuh, masyarakat Martapura(khususnya) dan warga banua mulai menyadari lahirnya kekuatan baru di tanah borneo.
Mungkin akan begitu banyak yang menanyakan “Seberapa enaknya nonton bola langsung dari stadion?” Pertanyaan tersebut akan menjadi sebuah tanda tanya kepada orang-orang yang belum pernah sekalipun nonton pertandingan sepakbola di dalam stadion apalagi untuk mendukung tim lokal Indonesia.

Beda rasanya jika kita melakukan nonton bareng di kafe-kafe atau bahkan menyaksikan pertandingan sepakbola di rumah sendirian dengan menonton pertandingan sepakbola langsung di stadion untuk mendukung tim di mana kita lahir atau tinggali. Ada rasa tersendiri datang langsung ke tribun untuk mendukung, bernyanyi tanpa lelah demi membakar semangat juang para pemain di atas lapangan.

Belakangan jika melihat pertandingan Martapura FC langsung dalam stadion, ada penampakan-penampakan yang sangat mengagumkan. Banyak orang sudah berkeluarga nonton langsung di stadion, banyak anak-anak berdiri nyaman dan aman, banyak kaum perempuan yang sudah mulai ketagihan mendukung tim kebanggaan langsung di tribun, selain itu kini banyak juga pasangan kaula muda yang datang langsung ke tribun untuk menyaksikan pertandingan sepakbola. Terkadang mereka-mereka ini tak malu dan tak pernah lelah ikut bernyanyi dan beratraksi bersama supporter lainnya dalam memberikan dukungan untuk Martapura FC. Ini merupakan satu romantisme di atas tribun yang tersaji di Stadion Demang Lehman.

Hal istimewa seperti ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi klub sepakbola maupun kelompok supporternya. Sepakbola bukan lagi dinikmati oleh kaum adam, melainkan sudah banyak keluarga, anak-anak, dan kaum hawa yang datang ke stadion. Terlebih lagi jika saat ini melihat suasana yang tercipta di tribun Stadion Demang Lehman ketika Martapira FC berlaga.

MONSTER(martapura fc Diamond Suporter) hadir bukan  dengan citra yang rusuh dan dibenci oleh warga Martapura. Kini Monster lebih dekat dengan berbagai golongan, kelompok usia maupun gender. Ini merupakan sebuah nilai positif yang dimiliki oleh Monster. Selain itu sebuah romantisme tersendiri yang dapat kita rasakan saat Martapura FC berlaga ialah nyanyian dukungan tiada henti yang diberikan oleh Monster kepada Martapura Fc. Satu kesempatan yang amat berharga bagi kita untuk menjadi bagian dari Monster dalam mendukung Martapura fc yang begitu fanatik dan antusias.

Sebuah penghargaan lainnya dimana Monster tidak penah menyanyikan lagu-lagu bernada rasis yang ditujukan kepada tim atau supporter lawan, dan berganti dengan lagu penyemangat untuk Martapura FC Kini Monster mampu menghadirkan sebuah romantisme yang sangat intim untuk mencintai dan mendukung Martapura FC sepenuh hati.

Mungkin romantisme ini yang menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan di atas, “Seberapa enak nonton bola langsung di stadion?” jawabannya dengan langsung merasakannya di stadion dan menjadi bagian dari romantisme itu sendiri, di mana sanak saudara, keluarga, perempuan, dan anak-anak sudah membaur menjadi satu dengan kaum lelaki yang umumnya biasa hadir di stadion.

Romantisme tersebut akan terus berlanjut jika kita mampu menjadi bagian dari Monster & Martapura Fans yang mengawal Martapura FC di luar kandangnya. Mendampingi Martapura FC di manapun berada merupakan sebuah kepuasan jiwa yang tak tertandingi. Inilah sebuah romantisme tribun yang menyatukan Monster dan Martapura FC, yang hasilnya tidak perlu diragukan lagi. Monster mampu menjadi supporter paling loyal pada musim ini dan Martapura FC Mampu berprestasi di Kompetisi divisi Utama yg kali pertama di ikuti dan memiliki peluang untuk Lolos ke ISL Musim Depan. Only God Cant Stop Martapura FC.
Sebuah romantisme yang begitu harmoni.

15 Okt 2014

Dear Sandaran Hidupku Kelak

Wanita yang kelak akan ku nikahi Mungkin tidak Semulia Khadijah, Tidak Setakwa Aisyah, juga tidak setabah Fatimah.
Istri yang kelak Kunikahi hanyalah wanita Akhir Zaman yang bercita cita menjadi Solehah.
Pernikahan Mengajarkan kita kewajiban bersama, istri menjadi tanah suami menjadi langit penaung nya, istri menjadi ladang tanaman suami menjadi pemagar nya, istri menjadi murid suami menjadi mursyid nya.
Saat istri menjadi madu kamu teguklah sepuas nya, ketika istri mu menjadi racun suami lah yang menjadi penawar bisa nya.

Untuk para wanita yang kelak akan ku nikahi ingat suami yang akan menikahi mu tidak Semulia Muhammad, atau setakwa Ibrahim, tidak setabah Isa atau Ayub, dan tidak Setampan Yusuf, suami mu hanyalah pria Akhir Zaman yang bercita cita menjadi Soleh.
Pernikahan mengajarkan kewajiban Bersama Suami menjadi pelindung kamu penghuni nya, Suami menjadi Nahkoda kapal kamu menjadi nafigator nya.
Ketika Suami Menjadi Raja Nikmati anggur singgasana nya, dan ketika suami menjadi Racun kamulah yang menjadi penawar obat nya.
Pernikahan mengajarkan kita perlu nya iman dan takwa, karena pasangan kita hanyalah manusia biasa.
Pernikahan mungkin bisa mendatangkan uang, tapi belum tentu bisa mendatangkan TUHAN. Karena nya pernikan tak harus banyak Gaya, undang lah TUHAN dengan Cinta bukan dengan Harta/Benda.

26 Agu 2014

KEMEWAHAM BUKAN CARA UNTUK MENGUNDANG TUHAN

Pernikahan termahal di dunia tercatat tahun 2004 Vanisha Mittal dan amit bathia 78juta Dollar(780 Milyar Rupiah) undangan nya saja 20 halaman dan setiap halaman nya tertulis dari bahan perak, pestanya lima hari berturut turut dan 100 hidangan tetsedia di Vaux-Le-Vicomte Prancis,tapi bapak nya memang salah satu orang terkaya di dunia.
Pernikahan ke lima termewah di dunia datang dari pemain bola Manchester United Wayne Roney cuma 15juta Dollar(150 milyar rupiah) tamu nya cuma 64 orang tapi ke 64 orang undangan di bawa pakai pesawat jet pribadi ke Italy, Gaun wanita pengantin permpuan nya hanya 4juta Dolar(40Milyar Rupiah).
Pernikahan Termurah Terjadi bukan di Indonesia tapi di Scotlandia, pernikahan nya cuma 1Pounsterling (17Ribu Rupiah) Tamu bawa makanan sendiri,pernikahan di halaman rumah, fotografer di bayar dengan cara barter, kedua mempelai akan bekerja dalam proyek film yang akan di garap fotografer, sementara yang main Piano bapak pengantin perempuan, dia bilang ngapain mesti mahal pernikahan toh esensinya cuma mengucap janji bersama,Itu poin nya.
Intinya Mewah atau tidak mewah bukan jaminan untuk mendapatkan Rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah tentram penuh cinta dan kasih sayang.
Dalam bahasa latin yang sangat indah "ubi non est via ad luxuriam invitant et amor deus ibi dis" Kemewahan bukan cara untuk mengundang TUHAN tapi dimana ada cinta dan berkasih disana TUHAN Berada bukan di mana harta berada baru TUHAN datang.
Sehingga salah satu Doa Nabi Muhammad SAW kepada Abuzhar Pernikahan itu bukanlah akhir justru awal sehingga perbanyak lah bekal Mu, sebab perjalan teramat panjang dan jangan pernah menceritakan kebaiakan Mu biar tuhan dan sang pencatat yang mencatat nya.
Kata kunci nya cuma satu Cinta Menciptakan kita tapi tidak memusnahkan saya.

PELUANG MARTAPURA FC DI 16 BESAR

Kalimantan Selatan Menempatkan satu wakil nya di fase group 16 besar DU 2014 bersama Persewangi, PSS Sleman dan Persewon. Peluang lolos bagi Martapura FC ke fase 8 besar sangatlah besar sebagai juara group. Juara Group sangat penting untuk menghindari bertemu klub kuat Persikabo dan Pusamania di fase 8 besar nanti. Secara matematis untuk menjadi juara group Martapura FC harus bisa mencuri poin minimal 1 di laga away Sleman dan wondama serta poin maksimal 3 di laga away banyuwangi tentunya dengan menyapu bersih semua laga kandang dengan kemenangan. Berat tentunya untuk mencuri nilai di Sleman dan wondama mengingat kualitas team Jawa  ini satu level dengan Martapura FC apalagi Teror Dari Suporter mereka yang terkenal Militan serta permain yang lebih bagus secara kerjasama team. Wondama dengan gaya khas anak anak muda papuanya yang kuat dan full speed ditambah terror alam, jarak tempuh dan supporternya yang luar biasa dahsyat menjadikan imbang di manokwari nanti adalah luar biasa.

PERSEWANGI BANYUWANGI

pesaing Martapura FC yang paling lemah secara team maupun secara manajemen. kesulitan finansial masih mendera persewangi saat ini, bahkan dikhawatirkan persewangi akan mundur dari fase 16 besar karena biaya away yang bisa mencapai 400juta tidak akan sanggup dipenuhi. jika persewangi mundur maka yang akan menjadi penggantinya adalah persekam metro fc. dari segi team persewangi juga team yang miskin kreasi dan paling sedikit mencetak gol. dari 12 kali bertanding hanya mencetak 10 goal dan kemasukan 3 goal. Putut waringin jati dan aquero dari paraguay hanya menciptakan total 3 goal dari 12 kali penampilan sebagai tandem. total 6 poin wajib didapatkan MFC dari Persewangi dengan catatan rekor tidak pernah menang di laga tandang harus dipatahkan oleh Isnan Ali dkk

PERSEWON WONDAMA

MENGERIKAN !!! satu kata yang dapat menggambarkan peluang MFC nanti di Manokwari. Faktor geografis yang jauh dan harus oper mengoper transportasi akan menjadi pemicu utama turunnya fisik pemain MFC. kualitas rumput dari stadion sanggeng manokwari juga sangat tidak layak digunakan, ini sangat berpengaruh terhadap alur permainan MFC yang terbiasa dengan rumput Stadion Demang Lehman. Supporter khas anak anak Papua akan menjatuhkan mental pemain MFC bahkan sejak sebelum memasuki stadion. hal tersebut harus menjadi catatan Bung Frans Sinatra jika ingin mencuri poin di Manokwari selain kualitas dari team Persewon yang memang bagus di lini depan dan tengahnya. trio striker abel cielo quioh 10 x main mencetak 9 gol, alexander romeo robinson 12 x main mencetak 4 gol dan wenand korwa 9 x main mencetak 5 gol menjadi predator menakutkan bagi waluyo dkk di lini belakang. Persewon juga memiliki Tri Johan di lini tengah dengan 9 x penampilan dan mencetak 4 goal dan 7 assist ancaman tersendiri untuk Isnan Ali dkk. dengan memiliki 4 pemain diatas persewon mencatat rekor menang 4 x dalam laga away mereka. sebuah catatan yang harus diwaspadai jika MFC tidak ingin terjungkal di Maguwo.
formasi 4 - 3 -3 dan 3-4-3

PSS SLEMAN

  bermain di stadion Maguoharjo Sleman akan menjadikan pemain Martapura FC tampil sama baiknya ketika bermain di Demang Lehman karena kualitas rumputnya sama bagus. yang  menjadi perhatian khusus bagi Martapura FC adalah teror Dari Suporter mereka baik Dari BCS(Brigata Curva Sud) dan Slemania yang terkenal dengan militan dan loyalitas mereka.
dengan menggunakan formasi ideal 3 5 2 dengan saktiawan sinaga sebagai second striker dan guy junior sebagai ujung tombak akan lebih memudahkan pergerakan anang hadi dan mudah mencari dan menjelajah ruang kosong di tengah. faktor fisik dan usia ada di lini belakang PSS yang tidak lagi muda. wahyu gunawan dan rasmoyo akan menjadi titik lemah jika harus menghadapi kecepatan anak - anak Martapura selama 90 menit berjalan. mengatur tempo dan menyiapkan tenaga muda bisa menjadi pilihan bagi Bung HerKIs. Penjaga gawang adalah titik terlemah PSS di musim ini. skill yang tidak lagi mencukupi dari herman batak tidak mampu menutup gawang PSS secara sempurna. Faktor ketenangan dan pengambilan keputusan yang sering salah juga dialami ali barkah. 

http://www.youtube.com/watch?v=UghbaKHG_ZY


MARTAPURA FC

bermain di stadion demang lehman akan menjadikan pemain Martapura FC akan bermain cantik dan lepas dengan Dukungan MONSTER(Martapura fc Diamond Suporter) dan masyarakat Banua. 
menjadi perhatian khusus bagi Lawan lawan di 16 besar adalah Martapura FC sebagai klub yang sehat secara manajemen dan berkualitas secara team. Martapura FC sudah dikelola secara profesional dan tidak terdengar punya masalah secara finansial.  sebagai team Martapura FC mempunyai rekor yang bagus bermain di kandang termasuk menang dari Borneo FC yang bertabur bintang. striker  Brima Pepito Sanusie asal siera lieonne sangat berbahaya di kotak penalty lawan dengan catatan mencetak 7 goal dari 12 x penampilan. pemain tengah senior Isnan Ali masih memberi pengaruh yang besar di lini tengah Martapura FC. Lini belakang sangat solid dengan bek muda tangguh Fahreza Agamal dan Henry Nyobi Elad yang selalu menjadi pilihan utama.
sedikit masukan untuk coach Frans dan Tim Pelatih adalah Konsentrasi di awal dan akhir pertandingan yang biasa nya menurun sehingga sering terjadi nya gol. masih ada waktu Coach frans untuk membenahi. yakin kita bisa, MONSTER akan selalu mendamping MARTAPURA FC Hingga akhir.

 menjadi catatan tersendiri bagi manajemen adalah biaya laga tandang ke Manokwari yang mencapai 400juta dengan perhitungan Martapura FC harus sudah berada  Manokwari 3 hari sebelum laga untuk recovery dan adaptasi cuaca terlebih kota manokwari terletak di pantai utara bagian kepala burung papua, kebayang kan panasnya.

demikianlah sedikit analisa peluang Martapura FC di fase group 16 Besar. Yakin Martapura FC bisa juara Group.

Martapura Punya Bola