Untuk anak yang tak pernah mengerti posisi Ayah,luangkan lah waktu 3 menit mu untuk membaca Perkataan Kang Maman dibawah ini.
Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari,
tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu
untuk meneleponku?
Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku
tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah
yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak
bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan
melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.
Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum
es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu.
Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.
Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan
tegas berkata “Tidak boleh! ”Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin
menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan
ibuku? Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga.
Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.
Maka kadang aku melanggar kepercayaannya.
Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau,
bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk
menanyakan keadaanku, ''dimana, dan sedang apa aku diluar sana.''
Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk
belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah
anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama. Disaat aku
merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya
mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir,
kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan
sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.
Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku.
Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.''
Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.
Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya
ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan
jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.
Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama
pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki,
bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena
ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Allah, tugasku telah
selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis
bersama pasangannya.
''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''
Anakku..
Memang ayah tidak mengandungmu, tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu ...
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu, tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu ...
Nak..
Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya ...
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat
kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika
kau merasa tak aman...
Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu...
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..
Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu...
Maka hormati dan sayangi ayahmu.
kata kata ini saya kutip dari kang
maman sang notulen di acara Indonesia Lawak Club di trans7